Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Jumat, 12 November 2010

Jalan-jalan dan Belajar Membatik di Museum Batik

/ On : 19.29/ Terimakasih atas kunjungannya, di BLOG saya yang sederhana ini. Semoga bermanfaat meski tidak sebesar yang Anda harapakan. untuk itu, kritik, saran serta komentar untuk kemajuan blog ini ke depan sangat saya tunggu. Jika Anda ingin berdiskusi atau memiliki pertanyaan seputar artikel di blog ini, silahkan hubungi saya via e-mail.
Museum batik Jogja, merupakan museum batik pertama yang berdiri di Jogja bahkan mungkin di Indonesia. Adalah Hadi Nugroho pemilik museum sekaligus penggagas berdirinya museum ini. Museum swasta ini terletak di Jln Dr. Sutomo, kota Jogja, seluruh bangunan dan isinya dikelola oleh pasangan suami istri Dewi Hadi Nugroho. Museum ini diresmikan pada tanggal 12 Mei 1977, disaksikan oleh Kanwil P&K Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Museum Batik ini berdiri di atas area seluas 400 m2 dan sekaligus dijadikan tempat tinggal pemiliknya. Museum batik ini juga pernah mendapatkan anugerah penghargaan MURI pada tahun 2000 yang lalu, atas ‘Sulaman Terbesar’, batik berukuran 90 x 400 cm2. Kemudian pada tahun 2001 museum batik ini mendapatkan penghargaan MURI lagi sebagai pemrakarsa berdirinya Museum Sulaman pertama di Indonesia.

Saat ini, sudah lebih dari 1.200 koleksi batik yang terdiri dari 500 lembar kain batik tulis, 560 batik cap, 124 canting (alat pembatik), 35 wajan serta bahan pewarna termasuk malam. koleksi di museum ini terdiri dari berbagai gaya batik Yogyakarta, Solo, Pekalongan dan gaya tradisional dalam bentuk kain panjang, sarung, dan sebagainya.

Beberapa koleksinya yang terkenal antara lain: Kain Panjang Soga Jawa (1950-1960), Kain Panjang Soga Ergan Lama (tahun tidak tercatat), Sarung Isen-isen Antik (1880-1890), Sarung Isen-isen Antik (kelengan) (1880-1890) buatan Nyonya Belanda EV. Zeuylen dari Pekalongan, dan Sarung Panjang Soga Jawa (1920-1930) buatan Nyonya Lie Djing Kiem dari Yogyakarta. Semua koleksi yang ada dalam museum ini diperoleh dari keluarga pendiri Museum Batik Yogyakarta. Koleksi tertuanya adalah batik buatan tahun 1840.

Namun, demikian animo masyarakat untuk datang dan belajar di museum batik ini masih kurang. Hal ini dirasakan oleh pengelola museum, meski setiap hari buka dari pukul 09.00 sampai 12.00 WIB berlanjut 13.00 hingg 15.00 (kecuali Minggu dan hari besar), pengunjung masih kurang.

Untuk itu penting dalam menginformasikan museum ini agar generasi selanjutnya masih menikmati keindahan batik yang merupakan tradisi luhur dari kakek-buyut kita. Selain itu, datang ke museum batik juga akan menambah pengetahuan kita tentang dunia perbatikan. Ayo ramai-ramai ajak saudara dan sahabat menyinggahi dan belajar batik di museum ini.


0 komentar:

Posting Komentar

Populer

Pengikut