Gambar 1 |
Setelah menikmati pantai Parangtritis, tak ada salahnya kita mampir ke pantai Parangkusumo yang letaknya persis di sebelah barat Parangtritis. Untuk kesana kita bisa berjalan kaki menyusuri bibir pantai sambil olahraga. Atau juga bisa naik andong pantai, dan kendaraan bermesin.
Pasir dan pemandangan di Parangkusumo memang tak jauh berbeda dengan Parangtritis. Namun, rasa beda akan kamu rasakan jika malam menjelang. Disini, wisata pantainya bergeliat jika menjelang malam. Banyak restaurant dan warung hiburan yang menyajikan musik dangdut serta campur sari terdapat di sepanjang bibir pantai. Parangkusumo merupakan pantai cinta, yang merefleksikan cinta lelaki dan perempuan dalam bahasa yang paling purba.
Kenapa bisa pantai cinta? Karena di Parangkusumo ini kita bisa menemukan batu besar yang berada di pemukiman warga Parangkusumo. Batu itu dikenal sebagai Cepuri, dimana Kanjeng Ratu Kidul pernah bertemu dan memadu kasih dengan Panembahan Senopati (raja Mataram) di atas batu tersebut. Karena itulah, pantai ini cocok untuk mengikat janji dan merefleksikan cinta kasih kita.
Meski demikian, Parangkusumo merupakan pantai yang sakral dan mistik. Sebab itulah pantai ini merupakan tujuan utama para pengikut aliran kejawen untuk lelaku. Bahkan banyak warga disini yang kerap mendengarkan dan mengalami sendiri hal-hal yang sifatnya diluar manusia.
Gambar 2: Batu Cepuri |
Pada bulan-bulan tertentu (yang dianggap sacral oleh masyarakat Jawa), di pantai ini sering dilakukan upacara labuhan yang dipimpin juru kunci pantai Parangkusumo, sebagai persembahan kepada Nyai Roro Kidul. Kalau sedang main ke sini, jangan kaget jika tiba-tiba ada perempuan-perempuan seksi yang mengajak kita kencan. Perempuan-perempuan ini umumnya memanfaatkan kesakralan pantai Parangkusumo untuk mencari uang.
Beberapa orang masih percaya, salah satu ritual yang meski dilakukan di Parangkusumo adalah bersetubuh dengan lawan jenis di area Cepuri dan Parangkusumo. Perempuan-perempuan yang menyapa kamu tadi, bisa jadi mereka yang menawarkan jasa untuk di “keloni” sebagai ritual di Parangkusumo.
Unik dan menarik bukan jalan-jalan ke pantai Parangkusumo. Meski demikian, jika kita berkunjung ke pantai Parangkusumo, alangkah baik jika kita tetap menghormati baik buruk budaya yang sudah menjadi kepercayaan masyarakat disana, agar tidak terjadi hal-hal yang diluar keingingan kita.
0 komentar:
Posting Komentar