Indahnya Wisata Sore di Alun-alun Kidul

"One cheap alternative tourism in Yogyakarta was hanging out in the Alun-alun Kidul."

Wisata saat ini bukan lagi menjadi barang mewah, karena wisata merupakan sebuah kebutuhan. Dengan berwisata, kita akan sejenak melupakan masalah-masalah yang menghimpit hidup kita. Namun, kita juga harus cerdas memilih wisata agar tidak membobol keuangan keluarga.

Salah satu alternatif wisata murah di Jogja adalah nongkrong di alun-alun kidul. Alun-alun kidul keraton Jogja ini memang tak pernah sepi dari pengunjung. Alun-alun yang berbentuk tanah lapang dengan dua beringin yang khas, yang tumbuh di tengah-tengah lapangan, memang cocok untuk dijadikan tempat wisata, olahraga, nongkrong, cuci mata, juga wisata kuliner (karena banyak pedagang kaki lima yang berjejer).

Para wisatawan lokal maupun dari luar kota biasanya akan menumpuk di alun-alun kidul sejak sore hari. Banyak diantara mereka yang menyewa sepeda tandem dan becak-becakan yang unik untuk mengitari alun-alun, atau banyak juga yang cuma duduk menikmati minuman hangat, jagung bakar sambil menyaksikan senja yang turun di Jogja.

Wisatawan yang bertahan sampai malam hari, biasanya akan melakukan ritual masangin, yaitu berjalan dengan mata tertutup dari ujung utara alun-alun ke arah selatan. Konon bagi mereka yang berhasil melewati tengah-tengah pohon beringin yang tumbuh dengan berjalan secara lurus, maka semua hajatnya akan terkabul.

Di waktu-waktu tertentu, kita juga dapat melihat pagelaran wayang di Sasono Hinggil Dwi Abad. Namun, untuk melihatnya kita perlu persiapan karena umumnya wayang digelar semalam suntuk. Kita juga bisa melihat persiapan para prajurit kraton untuk merayakan Grebeg (perayaan memperingati Maulud Nabi). Di alun-alun inilah semua prajurit berkumpul untuk melaksanakan gladi resik sehari sebelum perayaan dan berangkat ke alun-alun utara pada hari perayaan.

Sumber gambar: http://mindmata.files.wordpress.com/2010/01/keramaian-alkid-jogja2.jpg