Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Selasa, 23 November 2010

Tamasya ke Stasiun Lempuyangan

/ On : 21.17/ Terimakasih atas kunjungannya, di BLOG saya yang sederhana ini. Semoga bermanfaat meski tidak sebesar yang Anda harapakan. untuk itu, kritik, saran serta komentar untuk kemajuan blog ini ke depan sangat saya tunggu. Jika Anda ingin berdiskusi atau memiliki pertanyaan seputar artikel di blog ini, silahkan hubungi saya via e-mail.


Lempuyangan selama ini dikenal sebagai stasiun yang hanya melayani angkutan Kereta Api Ekonomi ini, ternyata memiliki sejarah dan peranan yang amat penting bagi perkembangan perkeretaapian di kota.

Lempuyangan diresmikan pada pada 2 Maret 1972, oleh Gubermen pemerintah Hindia Belanda. Saat itu pula menjadi titik awal hadirnya kereta api di wilayah nusantara, khususnya di Yogyakarta. Ketika itu stasiun lempuyangan hanya melayani rute Yogyakarta-Semarang. 15 tahun kemudian barulah muncul stasiun Tugu dengan rute yang lebih banyak lagi.

Sebelum pemerintah Hindia Belanda meresmikan dan menyetujui Undang-Undang pembangunan jalan KA di pulau Jawa, sebuah perusahaan KA swasta asal Belanda bernama 'NV Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij' atau NISM telah membangun rel sepanjang 26 kilometer dengan rute Kemijen, Semarang-Tanggung, dan Grobogan. Setelah bisnisnya merugi NISM kemudian meminta pemerintah Hindia Belanda melanjutkan pembangunan rel sepanjang 166 km menuju Yogyakarta. Sehingga pada masa itu, Stasiun Lempuyangan tercatat sebagai salah satu stasiun yang menjadi bagian dari sejarah terbentuknya jaringan rel kereta api di Pulau Jawa. 

Saat ini stasiun Lempuyangan dikelola olah PT Kereta Api Daerah Operasi (DAOP) VI Yogyakarta. Selain melayani datang dan perginya kereta ekonomi, seperi Progo dari Jakarta-Jogya dan sebaliknya ataupun sejumlah kereta ekonomi dari Bandung dan Surabaya, Stasiun Lempuyangan juga melayani kereta Prambanan Ekspres (Prameks) yang rutin melayani rute Jogja-Solo.

Stasiun Lempuyangan saat ini juga seringkali digunakan oleh warga sekitar untuk refreshing bersama keluarga saat sore. Banyak pedagang mainan dan makanan berjualan di tempat yang aman, namun bisa melihat lalu lintas kereta. Di tempat itu para warga bersama keluarga menikmati eksotiknya kereta api yang lalu lalang di stasiun.

Sangatlah tepat jika Stasiun Lempuyangan dikatakan sebagai salah satu warisan sejarah kota Jogja yang harus dilestarikan. Karena tanpanya, mungkin saja, perkembangan perkeretaapian di Pulau Jawa tidak akan sepesat seperti saat ini. 

2 komentar:

admin mengatakan...

salam jabat erat dalam pandang.

Ahmad Cahyanto mengatakan...

Sama-sama. salam persahabatan juga

Posting Komentar

Populer

Pengikut