Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Kamis, 11 November 2010

Menikmati Malam di Monumen Serangan Umum

/ On : 01.12/ Terimakasih atas kunjungannya, di BLOG saya yang sederhana ini. Semoga bermanfaat meski tidak sebesar yang Anda harapakan. untuk itu, kritik, saran serta komentar untuk kemajuan blog ini ke depan sangat saya tunggu. Jika Anda ingin berdiskusi atau memiliki pertanyaan seputar artikel di blog ini, silahkan hubungi saya via e-mail.
Monumen serangan umum sebelas Maret, merupakan prasati tentang serangan penting yang dilancarkan oleh pejuang untuk melawan penjajah, sekaligus bukti kepada dunia internasional bahwa TNI - berarti juga Republik Indonesia - masih ada dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa TNI masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan.

Monumen ini berada satu kompleks dengan Benteng Vredeburg. Sri Sultan Hamengkubuwono IX, menganggap saat itu Indonesia harus membuktikan kepada dunia luar bahwa walaupun para pemimpin negara Indonesia saat itu ditawan oleh Belanda, bukan berarti pemerintahan Indonesia telah lumpuh. Tapi sebaliknya pemerintah Indonesia masih ada dan TNI masih kuat sehingga dapat mendukung perjuangan RI di sidang Dewan Keamanan PBB yang dilaksanakan pada bulan Maret 1949. Dengan demikian ada beberapa hal yang ingin dicapai dengan adanya serangan ini yaitu selain tujuan militer, juga ada tujuan politis dan tujuan psikologis.

Selain Letkol Soeharto yang menyerang dari sisi Barat sampai batas Maliobor, serangan itu juga dilakukan oleh Ventje Sumual yang juga menyerang dari sekotr barat, Mayor Sardjono menyerang dari sisi timur, Mayor Kusno dari sisi utara, dan dari dalam kota sendiri serangan dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki.

Serangan itu dilakukan TNI tersebut didahului dengan menyerang pos-pos yang dibangun Belanda yang tersebar sepanjang jalur utama yang menghubungkan kota-kota yang telah dikuasai Belanda sebagai akibat serangan dan sabotase TNI. Untuk menyerang pos-pos Belanda tersebut TNI melakukan strategi gerilya yang terbukti mampu membuat tentara Belanda kesulitan melawan TNI. Puncak serangan itu sendiri dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 pada pukul 06.00. Kota Yogyakarta saat itu berhasil diduduki oleh TNI selama 6 jam sampai dengan pukul 12.00, sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan berhasilnya serangan ini (Serangan Umum 1 Maret) maka moril TNI semakin meningkat dan mampu mematahkan propaganda yang dilakukan Belanda yang menyatakan bahwa RI dan TNI telah lumpuh.

Saat malam menjelang, kawasan Serangan Umum ini biasanya akan ramai oleh anak-anak muda yang nongkrong dan sekedar menikmati suasana malam hari di Jogja. Kadang, di tempat ini sering juga ada acara pagelaran music, wayang atau dance yang cukup menghibur. 

0 komentar:

Posting Komentar

Populer

Pengikut