Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Rabu, 03 November 2010

Kronologi Erupsi Merapi Jogja 26/10/2010 - 04/11/2010

/ On : 22.48/ Terimakasih atas kunjungannya, di BLOG saya yang sederhana ini. Semoga bermanfaat meski tidak sebesar yang Anda harapakan. untuk itu, kritik, saran serta komentar untuk kemajuan blog ini ke depan sangat saya tunggu. Jika Anda ingin berdiskusi atau memiliki pertanyaan seputar artikel di blog ini, silahkan hubungi saya via e-mail.
Erupsi Merapi pada tanggal 26 Oktober 2010
Sedikitnya 25 orang dipastikan tewas setelah Gunung Merapi menyemburkan awan panas. Pemerintah dan para relawan terus melakukan penyisiran untuk mencari korban lainnya. Kemungkinan masih ada korban lain yang tewas akibat debu panas Merapi.

Timbulnya korban ini memang di luar dugaan berbagai pihak. Pasalnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memberikan laporan tentang perkembangan aktivitas Merapi hingga terjadinya letusan.

Kronologis meletusnya Gunung Merapi versi PVMBG seperti dirilis Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.

Kronologis erupsi
Menjelang Pukul 16.00 WIB
Aktivitas vulkanik masih cenderung naik, pasca-naiknya status menjadi "Awas" sejak sehari sebelumnya. Secara visual melalui kamera yang diletakkan di pos pengamatan lereng Merapi tidak bisa diamati langsung karena tertutup kabut tebal sejak beberapa jam sebelumnya. Bahkan pos-pos yang berada di lereng Merapi pun melaporkan bahwa mereka tidak bisa memantau secara visual. Komunikasi melalui jaringan radio HT.

Pukul 16.00 - 17.00 WIB
Ada peningkatan aktivitas cukup signifikan meliputi gempa vulkanik, multiphase (MP), guguran, dsb. Tapi masih dianggap belum 'cukup' berbahaya. Tak ada gambaran visual sama sekali. Semua hanya tergantung pada alat-alat. Sempat ada wawancara oleh sejumlah media nasional pada petugas terkait kemungkinan/skenario letusan yang akan terjadi

Pukul 17.00 - 17.30 WIB
Terjadi lonjakan aktivitas vulkanik yang sangat tajam, terutama mulai pukul 17.02 WIB, yang ternyata adalah luncuran awan panas. Empat seismograf tadi semuanya mencatat amplitudo getaran yang sangat lebar (besar), bahkan jarumnya pun terlepas berulang kali. Petugas monitoring mulai sibuk dan panik luar biasa, apalagi karena besarnya amplitudo dan lamanya kejadian. Pos-pos pengamatan di lereng pun juga melaporkan demikian, hanya saja sama sekali tidak diketahui, apa itu awan panas / yg lain. Semua tertutup kabut tebal. Tak ada yang bisa menduga ada apa di balik kabut tebal itu.
17.30 WIB - 18.30 WIB
Kabut masih sangat tebal dan mulai gelap. Semakin sulit untuk mengetahui apa yang terjadi di Merapi. Empat seismograf masih saja mencatat getaran yang sangat besar (dan lagi-lagi beberapa kali jarumnya sampai lepas, dan gulungan2 kertasnya diganti cepat sekali - padahal normalnya 12 jam sekali). Petugas menyatakan ada 3 kali letusan & luncuran awan panas dan kemungkinan eksplosif menyebar ke segala arah. Petugas pusat memperintahkan pada semua petugas pos di lereng merapi untuk langsung meninggalkan pos, turun untuk evakuasi. Petugas juga menghubungi aparat-aparat di beberapa tempat, agar dilakukan evakuasi paksa untuk warga. Sirene di berbagai tempat dibunyikan. Jaringan radio HT mulai sangat crowded, begitu pula jaringan telepon di pos. Beberapa petugas terlihat sangat panik , sembari terus berdoa dan bertakbir.

Pukul 18.30 - 19.00 WIB
Petugas pusat mengeluarkan pernyataan/informasi resmi pada media, tentang terjadinya letusan ini, serta fokus sekarang adalah pada proses evakuasi. Aktivitas vulkanik yang terdeteksi di seismograf mulai menurun, kecuali 1 seismograf di Plawangan/Turgo/Kalikuning. Petugas mengkhawatirkan daerah sekitar Kinahrejo (tempat mbah Maridjan), Kaliadem, dan sekitar lereng selatan Merapi.

19.00 WIB - ...
Petugas di pos-pos pengamatan lereng Merapi naik kembali ke pos mereka (tapi beberapa masih dilarang untuk kembali untuk beberapa saat). Hujan kerikil dan abu mulai dilaporkan oleh pos-pos pemantauan, terutama di daerah barat daya Merapi. Bau belerang juga bisa dicium dari sekitar lereng.

Aktivitas Merapi dipantau dari seismograf, terus cenderung turun, bahkan stabil normal tenang, walau beberapa kali kadang terjadi guguran material. Secara visual Merapi masih tertutup kabut, sehingga tidak ada bisa yang bisa melihat 'seberapa besar letusan, kemana arah awan panas, dsb'. Kondisi petugas mulai tenang, bahkan beberapa kali terlihat bercanda. Wartawan dan media masih terus standby di pusat pemantauan, dan beberapa menyusul naik ke Kaliurang.

Aftermath
Petugas BPPTK menyatakan Merapi sekarang ini sedang dalam kondisi tidur nyenyak setelah aktivitas tadi. Belum diketahui, apakah akan ada aktivitas vulkanik susulan lagi. Mereka sempat khawatir, jika yang terjadi tadi hanyalah/baru awal saja. Sebagaimana pola-pola erupsi Merapi yang sebelumnya, yang biasanya kecil dulu, lalu sedang, besar, berkurang, kembali ke normal lagi, dst. Titik api / aliran lahar juga belum bisa dikonfirmasi. Apa yang terjadi tadi lebih besar daripada yang terjadi tahun 2006.

Lokasi yang terkena letusan / awan panas petang tadi, kemungkinan besar daerah-daerah sekitar lereng Merapi, dalam radius 4-6 km, terutama lereng selatan. Abu/debu vulkanik dilaporkan bahkan sampai Gombong - Kebumen. Evakuasi masih terus dilakukan.


Erupsi Merapi pada tanggal 30 November 2010
Sabtu dini hari tadi, 30 Oktober 2010, Gunung Merapi kembali meletus, kali ini teramat dahsyat. Warga di lereng gunung dikejutkan oleh suara ledakan di puncak Merapi yang memekakkan telinga. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, menggambarkan situasi tadi malam dengan dua kata: seram dan panik.

"Tinggi asap 3,5 kilometer, warna hitam. Masyarakat panik karena Merapi tak pernah bikin petasan sebesar itu," kata Surono kepada VIVAnews.

Dalam laporan aktivitas Merapi yang diperoleh VIVAnews, Surono menjelaskan, telah terjadi letusan berupa awan panas besar berdurasi maksimum 22 menit. "Berdasarkan hasil pemantauan instrumental, dan visual, sampai dengan pukul 03:00 WIB menunjukkan aktivitas vulkanik masih tinggi," kata Surono.

Ditambahkan dia, sampai saat ini, status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan pada tingkat 'awas' (level 4).

Kronologisnya
29 Oktober 2010

Pukul 19:23, 20:20, 21:40 WIB terjadi awan panas kecil-sedang arah ke Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Krasak.

30 Oktober 2010
-           Pukul 00:16 WIB terjadi awan panas besar dengan durasi 7 menit ke arah K. Lamat, K. Senowo, K. Krasak.
-          Pukul 00:35 WIB terjadi awanpanas besar dengan durasi 22 menit ke arah K. Gendol, K. Kuning, K. Krasak, K. Boyong.
-          Pukul 00:50 WIB terjadi ledakan di puncak. Bola api dan letusan vertikal mencapai radius 2 km, tampak dari Pos Selo, Jrakah, Ngepos, dan Kaliurang. Ketinggian asap mencapai 3,5 km. Getaran letusan dapat dirasakan oleh penduduk yang berada dalam radius 12 km (Desa Srumbung di Barat Daya Gunung Merapi).
-          Hujan pasir mencapai radius 10 km hingga Desa Hargobinangun, sedangkan hujan abu dilaporkan terjadi di Desa Krasak Kabupaten Bantul.


Erupsi Merapi pada tanggal 3 November 2010
Gunung Merapi mengeluarkan letusan sekitar empat jam lamanya dan berkekuatan ebih dahsyat dari sebelumnya. Bahkan, luncuran awan panas 'wedhus gembel' kali ini memiliki jangkauan terjauh dari letusan pertama 26 Oktober lalu. 

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, letusan siang ini terjadi sekitar pukul 11.11 WIB, Rabu 3 November 2010. 

Berikut kronologi erupsi Merapi dari PVMBG yang disampaikan Staf Khusus Presiden
Bidang Penanganan Bencana Alam dan Sosial Andi Arief:
-          Pukul 11.11-13.19 WIB terjadi awan panas beruntun dengan durasi maksimum dua menit. Sementara, cuaca dalam keadaan kabut dan hujan, sehingga tidak bisa melihat keadaan puncak Gunung Merapi.
-          Pukul 13.27 WIB dan 13.30 WIB terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak dua kali.
-          Pukul 14.00-14.03 WIB terjadi guguran besar beruntun sebanyak empat kali dengan durasi makimum 1 menit.
-          Pukul 14.04–14.27 WIB terjadi rentetan awan panas dengan durasi maksimum 5 menit. Diperkirakan jarak luncur awan panas lebih dari 10 kilometer. Sehingga diputuskan untuk memperluas daerah aman hingga di luar radius 15 kilometer.
-          Pukul 14.44 WIB terjadi awan panas besar selama 1,5 jam.
-          Pukul 16.23 WIB aktivitas mulai reda.
-          Pukul 17.30 WIB dilaporkan bahwa awan panas mencapai 9 kilometer di alur Kali Gendol.


Erupsi Merapi pada tanggal 4 November 2010
Letusan awan panas Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Kamis (4/11/2010), masih terjadi, bahkan paling besar dibandingkan dengan erupsi pada 26 Oktober 2006. Masyarakat diminta tetap waspada. 

"Akibat erupsi diperkirakan akan terjadi hujan abu di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, karena angin masih mengarah ke barat," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Surono, di Yogyakarta, Kamis. 

Surono mengatakan, asap putih di puncak Gunung Merapi hingga kini terus membubung tinggi sehingga ketinggian asap dari puncak gunung teraktif di Indonesia itu diperkirakan mencapai empat kilometer.  Oleh karena itu, kata dia, penduduk yang tinggal di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta mewaspadai hujan abu. "Hujan abu cenderung mengarah ke Kabupaten Magelang," katanya. 

Sejak Rabu (3/11/2010) mulai pukul 11.04 WIB, erupsi terus terjadi di Gunung Merapi dan berdasarkan hasil rekaman seismograf di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) awan panas secara beruntun terus terjadi hingga tengah malam. 

Selain awan panas, pada Rabu malam juga terlihat lontaran batu pijar sehingga seluruh petugas pos pengamatan Gunung Merapi ditarik mengingat bahaya yang terjadi. Batas terjauh luncuran awan pada Rabu adalah sekitar sembilan kilometer (km) ke arah Kali Gendol. 

0 komentar:

Posting Komentar

Populer

Pengikut